Seminar psikoes dan Komunikasi Bisnis
SEMINAR PSIKOTES & KOMUNIKASI BISNIS
“Mempersiapkan Diri untuk Melamar Pekerjaan”
Waktu: Minggu, 27 Desember 2015
Tempat: Aula STEI SEBI
Jalan Raya Bojongsari, Gang Mungkin, Sawangan, Depok
Waktu: pkl 08.00—17.30 WIB
Minggu,
27 Desember 2015, aula STEI SEBI dipenuhi sekitar 200 mahasiswa yang antusias
untuk mengikuti Seminar Psikotes &
Komunikasi Bisnis. Psikotes untuk mahasiswa STEI SEBI khususnya mereka yang
duduk di semester 7 adalah kegiatan rutin yang diwajibkan oleh bidang akademik.
Namun, tahun ini psikotes hadir dengan cara berbeda karena dirangkai dengan
seminar komunikasi bisnis bertajuk mempersiapkan
diri untuk melamar pekerjaan.
Ketiga pembicara yang hadir adalah
para pakar di bidangnya, yaitu Nia
Andriani, S.Psi., CHRP, Aria Mulyapradana,
S.Psi., M.A., CHRG, dan R.A. Loretta Kartikasari, S.E., M.I.Kom. Acara
dibuka pukul 08.00 WIB dengan sambutan oleh ketua panitia, Alvin
Andryansah, dilanjutkan pemaparan materi tentang psikotes, macam-macam
psikotes, dan cara mengerjakan soal psikotes oleh Nia Andriani, S.Psi., CHRP.
“Tip dan
trik mengerjakan soal psikotes kadang tidak cukup membantu, yang penting fokus
dan konsentrasi saat menjalani psikotes,” kata Nia.
Pada sesi kedua, Aria
Mulyapradana, S.Psi., M.A., CHRG mengungkapkan hal-hal yang undercover saat proses tes dan wawancara
mendapatkan pekerjaan. Penulis buku Jobs
Test & Interview Undercover ini dibanjiri sejumlah pertanyaan mengenai
melamar pekerjaan.
“Dalam
melamar pekerjaan, yang paling penting jangan terlalu lama dalam berpikir untuk
mengirimkan surat lamaran dan CV. Waktu berpikir paling lama hanya satu hari
karena jika Anda melamar dalam waktu lebih dari seminggu, lamaran Anda hanya
akan dibuang,” ungkap pemegang sertifikasi Human
Resources Generalis (CHRG) dari SDMList ini.
Aria
banyak memaparkan tip dan trik yang bermanfaat dalam melamar pekerjaan, seperti
membuat tampilan surat lamaran dan CV dalam format yang menarik dan kreatif.
“Hal ini akan menarik mata pihak HRD untuk meneliti kompetensi Anda,” ungkap pengajar
di Universitas Wiraswasta Indonesia ini.
Sesi terakhir, diisi oleh R.A.
Loretta Kartikasari, S.E., M.I.Kom.
atau yang akrab disapa Dya Loretta. Dya Loretta mengungkapkan cara-cara personal branding
agar peserta dapat memiliki karier impiannya.
“Sekarang
kita sudah dimudahkan dengan berbagai social
media untuk mem-branding diri
kita,” ungkap penulis buku It’s Me,
Superbrand Diri untuk Jadi Beda ini.
Selain
berbagi tentang kisah kariernya yang luar biasa, Dya Loretta juga berbagi
tentang metamorfosis Aisyah Laila
(Ica), seorang make up artist yang
masih berusia 14 tahun. Siapa yang bisa menyangka, Ica memulai kariernya dari
instagram. Kelihaian Ica bergaya dan berdandan di social media dengan hashtag #OOTD telah membuatnya memiliki
follower lebih dari 20.000 dan membawanya menjadi icon Jakarta Islamic Fashion Week pada usia belum genap 10 tahun. Pada
usia 12 tahun, Ica mengikuti sekolah make
up di Lasalle College.
“Seorang biasa pun bisa menjadi bintang dan
memiliki fans jika bisa mem-branding
diri serta mengemasnya dengan berbeda,” ungkap pemilik brand The Project of DLO ini. Dengan mengerti
benar siapa diri kita, kita bisa menciptakan personal brand yang baik. Dengan demikian, kita bisa berguna untuk
lingkungan dan kesuksesan pasti mengikuti.
Kegiatan
ini mendapat tanggapan yang positif dari para pesertanya. “Jika bisa, tahun
depan atau semester depan, adakan lagi acara yang menarik seperti ini karena
bisa memotivasi sekaligus menambah wawasan untuk mempersiapkan diri mendapatkan
karier impian,” ungkap Muthi, salah satu perserta acara ini.
PRESS
RELEASE SEMINAR PSIKOTES & KOMUNIKASI BISNIS
“Mempersiapkan Diri untuk Melamar Pekerjaan”
Waktu: Minggu, 27 Desember 2015
Tempat: Aula STEI SEBI
Jalan Raya Bojongsari, Gang Mungkin, Sawangan, Depok
Waktu: pkl 08.00—17.30 WIB
Minggu,
27 Desember 2015, aula STEI SEBI dipenuhi sekitar 200 mahasiswa yang antusias
untuk mengikuti Seminar Psikotes &
Komunikasi Bisnis. Psikotes untuk mahasiswa STEI SEBI khususnya mereka yang
duduk di semester 7 adalah kegiatan rutin yang diwajibkan oleh bidang akademik.
Namun, tahun ini psikotes hadir dengan cara berbeda karena dirangkai dengan
seminar komunikasi bisnis bertajuk mempersiapkan
diri untuk melamar pekerjaan.
Ketiga pembicara yang hadir adalah
para pakar di bidangnya, yaitu Nia
Andriani, S.Psi., CHRP, Aria Mulyapradana,
S.Psi., M.A., CHRG, dan R.A. Loretta Kartikasari, S.E., M.I.Kom. Acara
dibuka pukul 08.00 WIB dengan sambutan oleh ketua panitia, Alvin
Andryansah, dilanjutkan pemaparan materi tentang psikotes, macam-macam
psikotes, dan cara mengerjakan soal psikotes oleh Nia Andriani, S.Psi., CHRP.
“Tip dan
trik mengerjakan soal psikotes kadang tidak cukup membantu, yang penting fokus
dan konsentrasi saat menjalani psikotes,” kata Nia.
Pada sesi kedua, Aria
Mulyapradana, S.Psi., M.A., CHRG mengungkapkan hal-hal yang undercover saat proses tes dan wawancara
mendapatkan pekerjaan. Penulis buku Jobs
Test & Interview Undercover ini dibanjiri sejumlah pertanyaan mengenai
melamar pekerjaan.
“Dalam
melamar pekerjaan, yang paling penting jangan terlalu lama dalam berpikir untuk
mengirimkan surat lamaran dan CV. Waktu berpikir paling lama hanya satu hari
karena jika Anda melamar dalam waktu lebih dari seminggu, lamaran Anda hanya
akan dibuang,” ungkap pemegang sertifikasi Human
Resources Generalis (CHRG) dari SDMList ini.
Aria
banyak memaparkan tip dan trik yang bermanfaat dalam melamar pekerjaan, seperti
membuat tampilan surat lamaran dan CV dalam format yang menarik dan kreatif.
“Hal ini akan menarik mata pihak HRD untuk meneliti kompetensi Anda,” ungkap pengajar
di Universitas Wiraswasta Indonesia ini.
Sesi terakhir, diisi oleh R.A.
Loretta Kartikasari, S.E., M.I.Kom.
atau yang akrab disapa Dya Loretta. Dya Loretta mengungkapkan cara-cara personal branding
agar peserta dapat memiliki karier impiannya.
“Sekarang
kita sudah dimudahkan dengan berbagai social
media untuk mem-branding diri
kita,” ungkap penulis buku It’s Me,
Superbrand Diri untuk Jadi Beda ini.
Selain
berbagi tentang kisah kariernya yang luar biasa, Dya Loretta juga berbagi
tentang metamorfosis Aisyah Laila
(Ica), seorang make up artist yang
masih berusia 14 tahun. Siapa yang bisa menyangka, Ica memulai kariernya dari
instagram. Kelihaian Ica bergaya dan berdandan di social media dengan hashtag #OOTD telah membuatnya memiliki
follower lebih dari 20.000 dan membawanya menjadi icon Jakarta Islamic Fashion Week pada usia belum genap 10 tahun. Pada
usia 12 tahun, Ica mengikuti sekolah make
up di Lasalle College.
“Seorang biasa pun bisa menjadi bintang dan
memiliki fans jika bisa mem-branding
diri serta mengemasnya dengan berbeda,” ungkap pemilik brand The Project of DLO ini. Dengan mengerti
benar siapa diri kita, kita bisa menciptakan personal brand yang baik. Dengan demikian, kita bisa berguna untuk
lingkungan dan kesuksesan pasti mengikuti.
Kegiatan
ini mendapat tanggapan yang positif dari para pesertanya. “Jika bisa, tahun
depan atau semester depan, adakan lagi acara yang menarik seperti ini karena
bisa memotivasi sekaligus menambah wawasan untuk mempersiapkan diri mendapatkan
karier impian,” ungkap Muthi, salah satu perserta acara ini.
Langganan:
Postingan (Atom)
0 komentar